SISTEM RECRUITMEN DI PERUSAHAAN
SISTEM RECRUITMEN DI PERUSAHAAN PT EIMI
[JUDUL 14PTS/BOLD]
[satu baris kosong]
ARTICLE TITLE
[TITLE 14 PTS/BOLD]
[satu baris kosong]
NamaPenulis11,NamaPenulis22,[10pts Bold]
[satu baris kosong]
1AHRIHAD SURYONO
2KIYATI MUGI LEISTAR2
[10pts bold underline]
[dua baris kosong]
Abstrak[11 pts/Bold]
Setiap
organisasi berusaha memperbaiki dan meningkatkan diri setelah AFTA
dimulai pada Desember 2015. Tujuan utama organisasi adalah mampu
bertahan dan bertumbuh dalam era kompetisi saat ini. Agar organisasi
memiliki keunggulan kompetitif maka perlu didukung oleh Sumber Daya
Manusia yang berkompeten. SDM berkompetensi yang sesuai dengan kebutuhan
spesifikasi organisasi didapatkan melalui proses rekrutmen dan seleksi
berbasis kompetensi. Dinamika perkembangan teknologi dan informasi
menjadi tantangan tersendiri dalam rangka pemenuhan tenaga kerja
berkualitas yang menitikberatkan pada kompetensi yang dimiliki oleh
setiap karyawan organisasi.
Katakunci:
rekrutmen, seleksi, kompetensi, tes pesikologi, wawancara
[satu baris kosong]
Abstract[11 pts/Bold]
Every
organization seeks to improve and enhance themselves after AFTA began
in December 2015. The main objective the organization is able to survive
and growth in current competition era. The organization should have
competitives advantage needs to be supported by competent human
resources. HR competence appropriate to the needs of the organization
specifications obtained through the recruitment and selection process
based on competencies. The dynamics of the technology and information
development has been a challenge in order to meet quality workforce
focusing on competencies possessed by every employee of the organization. [satu baris kosong]
Keywords: recruitment, selection, competence, psychological test, interview
1. PENDAHULUAN[11pts/Bold]
Organisasi
yang kompetitif dan berorientasi masa depan memiliki Visi dan Misi
serta nilai-nilai yang menjadikan ciri khas/budaya organisasi agar mampu
bertahan dan bertumbuh. SDM yang ada dalamnya tidak hanya mampu
mengerti dan memahami tetapi juga memiliki kompetensi dan berkinerja
sesuai dan selaras dengan Visi, Misi dan nilai-nilai guna mendukung
pencapaian tujuan organisasi.
Seperti
dikatakan Connolly, Mardis & Down (1997) dalam Alex Sujanto (2009)
bahwa organisasi harus dapat mengelola dengan baik personil yang
dimiliki, karena kemampuan organisasi untuk bersaing akan ditentukan
oleh SDM yang dimilikinya. Pengalaman, pengetahuan dan know-how yang
dimiliki karyawan merupakan aset utama organisasi yang menjadikan sebuah
organisasi lebih unggul dibandingkan pesaing, dengan kata lain dasar
yang nyata dari keberhasilan suatu perusahaan tidak lagi ditentukan oleh
proses produksi yang besar atau jenis produk yang beraneka ragam,
melainkan pada kualitas orang-orang yang berada di belakang layar
perusahaan tersebut.
Hal
ini perlu dilakukan perencanaan kebutuhan pegawai secara tepat sesuai
beban kerja yang ada dan hal tersebut dengan didukung oleh adanya proses
rekrutmen yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
organisasi.
Menurut
Henry Simamora (1997:212) dalam Baiq Setiani (2013) bahwa “Rekrutmen
(Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar
kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang
diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam
perencanaan kepegawaian.
Menurut
Schermerhorn (1997 dalam Baiq Setiani (2013)): Rekrutmen (Recruitment)
adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang
lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada
perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya
memenuhi spesifikasi pekerjaan.
Maksud
rekrutmen adalah untuk mendapat persediaan sebanyak mungkin calon-calon
pelamar sehingga perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan pilihan terhadap calon tenaga pekerja yang dianggap memenuhi
standar kualifikasi atau perusahaan.
[satu baris kosong]
2. LANDASAN TEORI[11pts/Bold]
2.1 Perumusan masalah[11pts/Bold]
A. Perumusan Masalah
Banyak organisasi perusahaan dalam hal ini Manajemen SDM telah berupaya menerapkan proses rekrutmen standar yang diharapkan mendapatkan kandidat SDM berkompeten sesuai dengan spesifikasi jabatan yang dipersyaratkan.
Pada
kenyataan di lapangan masih banyak kendala yang terjadi sehingga
harapan organisasi untuk mendapatkan SDM yang dibutuhkan tidak terwujud.
Permasalahan yang terjadi adalah bagaimana rekrutmen dan seleksi
karyawan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja suatu
organisasi/perusahaan dapat efektif dan efisien sehingga mendapatkan SDM
berkompetensi sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan.
B. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan artikel ini untuk mambahas berbagai masalah rekrutmen tenaga kerja organisasi/perusahaan yang meliputi:
(1) Perencanaan SDM,
(2) Desain proses rekrutmen.
(3) Kendala-kendala dalam rekrutmen.
Metode Penulisan yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif eksploratif.
C. Pembahasan
Menurut
Alex Sujanto (2009) bahwa Departemen SDM mengalami transformasi dari
departemen yang berorientasi kesejahteraan dan administrasi menjadi
departemen yang berorientasi strategik dan menetapkan fungsi kebijakan
bisnis dengan tanggung jawab lebih dari sekedar memperoleh (hiring) dan
memecat (firing) karyawan.
Peran
utama Departemen SDM secara strategik mendukung arah bisnis dan
perkembangan organisasi dalam memenuhi kebutuhan SDM adalah:
C.1 Perencanaan SDM
Menurut
Dessler (2000) dalam Alex Sujanto (2009) memaparkan bahwa langkah
pertama yang perlu dilakukan departemen SDM dalam proses rekrutmen dan
seleksi adalah perencanaan personalia (personnel planning). Proses
rekrutmen dan seleksi dapat digambarkan sebagai serangkaian kegiatan
yang bertujuan untuk memilih kandidat terbaik bagi suatu pekerjaan.
Pentingnya
faktor Perencanaan SDM seperti dikatakan Rivai (2008) dalam Alpius Rama
Kusuma Bellionardi & Emiliana Sri Pujiarti (2013) bahwa perencanaan
SDM yang komprehensif dan terprogram adalah sangat penting. Artinya
Perencanaan SDM harus dilakukan secara sistematis dan strategis yang
berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga kerja/pegawai dimasa yang
akan datang dalam suatu organisasi dengan menggunakan sumber informasi
yang tepat, guna penyediaan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas
sesuai yang dibutuhkan.
Perencanaan
SDM tahunan sebaiknya dimulai setiap periode akhir tahun bersama dengan
pembuatan rencana anggaran/budgeting untuk tahun yang akan datang.
Perencanaan SDM dituangkan dalam sebuah lembar yang disebut “Man Power
Planning” (MPP). Pada lembar MPP tidak hanya berisi informasi kebutuhan
SDM baru tetapi juga berisikan rencana promosi, suksesi, mutasi bahkan
demosi. MPP dengan detail dan jelas mencatat siapa, kapan dan bagaimana
perencanaan SDM untuk tahun depan akan diwujudkan/direalisasikan. MPP
tersebut harus diverifikasi dan disetujui minimal pihak Departemen SDM
dan bagian lain yang terkait dengan perencanaan SDM ini.
Perencanaan
Rekrutmen merupakan bagian dari perencanaan SDM tahunan, untuk
memperkirakan berapa kebutuhan akan karyawan/posisi baru di tahun depan
sejalan dengan pelaksanaan rencana strategi bisnis organisasi. Pihak
Departemen SDM berkoordinasi dengan para pimpinan departemen lain untuk
mendiskusikan kebutuhan akan SDM 1 tahun ke depan. Pertimbangan
dibutuhkannya penambahan jumlah tenaga kerja dijelaskan dan dibahas
berdasarkan rencana strategis organisasi dalam mengembangkan/ekspansi
bisnisnya sehingga memerlukan SDM baru sebagai penggerak bisnis
organisasi.
Pada
era modern saat ini, merupakan hal yang mendasar bahwa setiap
organisasi memiliki sistem standar manajemen dengan tersedia standar
spesifikasi jabatan (job spesifikasi) beserta kompetensi-kompetensi yang
wajib dimiliki pada jabatan tersebut dan deskripsi jabatan-nya (job
deskripsi). Hal ini menjadikan modal dasar Departemen SDM dalam
menetapkan strategi dan metode perekrutan yang akan digunakan/diyakini
paling efektif dengan hasil yang optimal. Strategi dan metode tersebut
termasuk di dalamnya perencanaaan anggaran yang dibutuhkan untuk
melaksanakan rekrutmen.
C.2 Proses Rekrutmen
Menurut
Alpius Rama Kusuma Bellionardi & Emiliana Sri Pujiarti (2013)
dikatakan bahwa perusahaan harus selalu berusaha untuk memperoleh,
menempatkan, dan mempertahankan manusia yang qualified pada setiap
jabatan dan pekerjaan supaya pelaksanaan pekerjaan lebih berdaya guna
serta berhasil guna. Langkah pertama dan dapat menjadi kunci utama
keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuannnya adalah rekruitmen
karyawan. Jika karyawan yang diterima kompeten, maka usaha untuk
mewujudkan tujuan relatif mudah.Untuk mendapatkan manusia yang
berkualitas maka setiap perusahaan harus mempunyai dan menjalankan
sistem pengadaan karyawan yang tepat, yaitu melalui rekrutmen dan
seleksi yang sesuai.
Beberapa metode-metode rekrutmen yang biasanya digunakan adalah :
· Pencarian sumber dari dalam/internal organisasi
· Pencarian sumber dari luar/eksternal organisasi
· Pencarian sumber dengan Manajemen Sistim Talenta
Beberapa
organisasi hanya menggunakan satu atau dua metode secara terpisah,
tetapi ada organisasi yang menggabungkan beberapa metode rekrutmen
sekaligus sebagai salah satu strateginya mendapatkan calon karyawan
sesuai dengan kebutuhannya secara efektif dan optimal.
Pencarian sumber dari dalam/internal organisasi
Melalui
program promosi/transfer/mutasi karyawan yang tercantum dalam MPP atau
dikombinasikan dengan Manajemen Sistim Talenta yaitu mendapatkan calon
karyawan dari database talenta karyawan atau sering disebut juga Talent
Pool pada Assessment Center sehingga mendapatkan calon karyawan yang
tepat sesuai dengan kebutuhan kompetensi jabatannya.
Pencarian sumber dari luar/eksternal organisasi
Diproses
setelah tidak ditemukan calon karyawan dari dalam/internal organisasi
untuk menduduki jabatan yamg sedang dibutuhkan tersebut.
Langkah
awal pelaksanaan rekrutmen sumber dari luar/eksternal organisasi adalah
mendesain iklan lowongan dengan penggunaan desain dan tulisan yang
efektif dan menarik untuk kemudian diiklankan melalui berbagai
media/sarana pengklanan. Adapun strategi mengoptimalkan pengiklanan
secara prioritas urutan adalah:
· Pengiklanan
melalui halaman khusus website organisasi dan media komunikasi internal
organisasi seperti papan pengumuman organisasi dan lain-lain.
· Pengiklanan
melalui jaringan komunitas/komunikasi internal (Group Whatsapp, Group
BBM, Email karyawan perusahaan dan lain-lain) untuk mendapatkan
rekomendasi karyawan (teman atau keluarga karyawan).
· Pengiklanan melalui media online gratis berupa media-media sosial (Linkdin, Facebook, Tweeter, Path, dan lain-lain).
· Pengiklanan melalui media online berbayar seperti Jobstreet, JobDB, Karir.com dan lain-lain.
· Pengiklanan
melalui media offline dengan pemasangan poster di papan pengumuman
kantor departemen tenaga kerja, tempat umum, tempat ibadah, dan
lain-lain.
· Pengiklanan melalui media harian surat kabar/majalah atau bahkan radio/televisi.
· Melaksanakan
“open house” pecarian bakat dan minat calon karyawan dari
penduduk/masyarakat yang berada di sekitar tempat organisasi berada.
Beberapa
jabatan yang mempersyaratkan kompetensi keahlian khusus dapat
difokuskan kepada asal sumber kandidat secara lebih spesifik, yaitu:
· Jalinan
kerjasama institusi dengan lembaga pendidikan/pelatihan seperti
Universitas, Sekolah Tinggi, Akademi dan lain-lain untuk mendapatkan
alumni-alumni terbaiknya atau sekedar pemasangan iklan lowongan.
· Pengiklanan pada komunitas/organisasi khusus profesi jabatan yang sedang dibutuhkan.
· Mengikuti acara pameran lowongan pekerjaan yang diselenggarakan institusi pendidikan dan komunitas tertentu.
· Bekerjasama dengan Konsultan atau Agensi Perekrutan Tenaga Kerja (Head Hunter) untuk jabatan-jabatan khusus/penting/eksekutif.
Proses Seleksi
Dinyatakan
menurut Ellyta Yullyanti (2009) dalam penelitiannya tentang Analisis
proses rekrutmen dan seleksi pada kinerja pegawai, hasil penelitian ini
diperoleh kesimpulan, pertama ditemukan bahwa seleksi signifikan
dipengaruhi oleh rekrutmen yang mencakup perencanaan dan waktu
pelaksanaan rekruitmen, kedua ditemukan bahwa kinerja dipengaruhi secara
signifikan oleh seleksi yang tercermin dari prosedur seleksi dan yang
ketiga bahwa rekruitmen mempengaruhi secara tidak langsung terhadap
kinerja melalui proses seleksi.
Pengisian Data dan Psikotest
Pendekatan
yang umum digunakan pada kerangka kompetensi modern adalah pendekatan
Boyatzis (1982) pada Alex Sujanto (2009) yang memiliki kecenderungan
untuk menyederhanakan konsep serta memusatkan pada perilaku yang dapat
diamati.
Proses seleksi merupakan proses dua arah. Organisasi memilih para karyawan dan para kandidat memilih organisasi.
Kandidat
yang didapat pada tahap rekrutmen selanjutnya diproses seleksi awal
berupa kesesuaian dokumen dengan kompetensi yang
dipersyaratkan/dibutuhkan dan diundang untuk hadir ke dalam proses
seleksi.
Kandidat
dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk melakukan pengisian form standar
data pelamar. Isian berupa data pelamar ini selain sebagai arsip data
pelamar akan digunakan sebagai bahan pengecekan dalam wawancara HR yang
terstruktur.
Masing-masing
organisasi telah merumuskan metode dan teknik psikotes yang disesuaikan
dengan pemenuhan kebutuhan informasi/data qualifikasi apa saja yang
akan didapat dari kandidat. Hasil psikotest direkap dan dilaporkan dalam
bentuk laporan pemenuhan kompetensi kandidat terhadap aspek jabatan dan
spesifikasi pekerjaan yang dilamarnya.
Menurut
Alex Sujanto (2009) bahwa salah satu faktor penting yang dapat
dijadikan sebagai indikator utama dalam menentukan proses rekrutmen dan
seleksi adalah kompetensi. Alasan digunakannya kompetensi sebagai dasar
rekrutmen dan seleksi di masa depan adalah kompetensi dapat ditujukan
bagi pemenuhan berbagai tujuan organisasi, seperti kompetensi dapat
menawarkan suatu cara yang dapat mengikat dan mengintegrasikan
elemen-elemen yang ada secara bersama-sama dari strategi sumberdaya yang
progresif. Oleh karena itu, sistem penilaian yang didasarkan pada
kompetensi diharapkan dapat mendorong penerapan bentuk-bentuk pendekatan
tertentu dalam bekerja.
Sebagai
contoh laporan psikotes pada PT ABCD yang menetapkan 11 aspek
kompetensi standar qualifikasi jabatan dan spesifikasi pekerjaan yang
dibutuhkan yaitu:
1) Logical Thinking,
2) Analytical Thinking,
3) Productivity,
4) Stress Tolerance, Concern for Order, Accuracy & Quality,
5) Initiative & Working Autonomously,
6) Achievement Orientation,
7) Planning & Organizing,
8) Continues Learning,
9) Interpersonal Relationship,
10) Customer Service Orientation
Departemen
SDM PT ABCD telah menetapkan standar skala nilai pemenuhan kompetensi
pada masing-masing jabatan sebagai tolak ukur terpenuhi/tidak
terpenuhinya aspek kompetensi hasil psikotes kandidat. Hasil akhir
laporan psikotes adalah keputusan Direkomendasikan/Dapat
Dipertimbangkan/Tidak Direkomendasikan. Kandidat yang mendapatkan
keputusan Direkomendasikan dan Dapat Dipertimbangkan yang diproses pada
tahapan seleksi selanjutnya
Wawancara HR dan Cek Referensi
Pada
tahap ini kandidat akan dipanggil satu persatu untuk menjalani
wawancara terstruktur oleh Staff & Pejabat Departemen SDM.
Pewawancara
adalah Staff atau Pejabat Departemen SDM yang telah diberi wewenang dan
berpengalaman dalam melakukan wawancara. Wawancara terstruktur ini
menggunakan Data Pelamar pada Form Isian dan dokumen-dokumen lamaran dan
form lembar penilaian wawancara yang berisikan 11 aspek
standar/kompetensi seperti tersebut di atas untuk dilakukan pengecekan
kesesuaian informasi.
Menghindari dampak negatif dalam wawancara yang disebut sebagai HALO Effect. Pengertian Halo Effect menurut
Edward L. Thorndike (1920) adalah salah satu bias kognitif yang terjadi
apabila kesan menyeluruh akan seseorang atau sesuatu didapat dari
menggeneralisasi salah satu karakteristiknya. Istilah "halo" dalam efek
ini, berasal dari fenomena optik berupa berupa lingkaran cahaya di
sekitar matahari, bulan, atau kadang-kadang pada sumber cahaya lain
seperti lampu, yang menunjukkan kemiripan dengan generalisasi berlebihan
ini.
Edward
L. Thorndike adalah yang pertama yang mendukung efek halo dengan
penelitian empiris. Dalam penelitian psikologi yang dipublikasikan tahun
1920, Thorndike meminta komandan untuk menilai para prajuritnya;
Thorndike menemukan hubungan yang tinggi antar semua sifat positif dan
semua sifat negatif. Seseorang biasanya tidak menilai orang lain dengan
penilaian yang bercampur aduk; melainkan kita akan menganggap setiap
orang sebagai baik atau buruk dalam berbagai kategori pengukuran.
Demikian
juga hasil penelitian oleh Solomon Asch (1946) menunjukkan bahwa
ketertarikan adalah sifat utama, sehingga kita akan menganggap bahwa
semua sifat lain dari seseorang yang menarik akan sama menariknya.
Metode
wawancara menghindari bias karena Halo Effect adalah menggunakan
Behavioral Event Interview (BEI) yang dikenal sebagai teknik Interview
yang terstruktur, terarah dan terpola berbasis behavior. Behavioral
Event Interview (BEI) adalah struktur pertanyaan yang digunakan untuk
mengumpulkan berbagai informasi tentang masa lalu. Karena perilaku masa
lalu adalah sebagai predictor perilaku yang akan dia kerjakan. Pada
setiap pertanyaan tersebut akan membantu pewawancara untuk mengungkap
kemampuan yang dimiliki interviewee.
Menurut
Prihadi (2004) dalam M. Grace B. Marlessy (2005) menyatakan bahwa
sistem dan pelaksanaan seleksi yang tidak tepat, beresiko mendatangkan
karyawan yang tidak mempunyai kompetensi sesuai kebutuhan organisasi.
Padahal, kompetensi pada dasarnya merujuk pada dimensidimensi perilaku
yang melandasi kinerja yang kompeten.
Pada
level implementasi, pewawancara yang menggunakan BEI berusaha sedalam
mungkin menggali sedalam mungkin berbagai aspek psikologis dibalik
tindakan-tindakan interviewee yang dilakukan pada kejadian-kejadian
kritis yang secara aktual pernah dialami dalam lingkup pekerjaannya.
Tidak hanya tindakan dan hasilnya yang dipertanyakan, namun juga pikiran
dan perasaan orang yang bersangkutan sebelum, sewaktu dan sesudah
bertindak. Dengan mempertanyakan secara mendalam dan mendetail pikiran
dan perasaannya, diharapkan interviewee akan dapat ditemukan bukti-bukti
dinamika psikologis yang mengindikasikan kekuatan intensi,
self-concept, traits, sikap dan terutama motivasi (Soft Compentencies).
Dalam
behavioral event interview (BEI) pewawancara akan menanyakan
pertanyaan-pertanyaan tentang masa lalu. Teknik dalam menanyakan
pertanyaan-pertanyaan itu biasanya menggunakan teknik STAR. Teknik STAR
agar dapat mengindenfikasi perilaku masa lalu dengan memuat:
1) Situasi (Situation) seperti apa yang ada pada saat itu,
2) Tugas (Task) apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas yang pernah dihadapi kandidat,
3) Tindakan (Action) apa yang di pilih yang pernah dilakukan kandidat untuk menyelesaikannya,
4) Hasil (Result) yang penah dicapai/didapat oleh kandidat.
Contoh kompetensi dan pertanyaan:
1. Komunikasi : "Coba ceritakan situasi atau pengalaman yang paling menarik ketika berkomunikasi dengan orang lain?"
2. Membuat
keputusan : "Coba anda ceritakan situasi atau pengalaman ketika anda
dihadapkan pada situasi yang sulit?" dan "Coba ceritakan pengalaman anda
ketika anda diharuskan membuat suatu keputusan yang sulit? Apa yang
anda lakukan? Bagaimana prosesnya? Bagaimana hasilnya ?", "Bagaimana
cara anda dalam mengambil keputusan?"
3. Perencanaan
dan pengorganisasian: "Coba ceritakan pengalaman ketika anda harus
menghadapi beberapa tugas pada waktu yang sama? Apa yang anda lakukan?
Bagaimana anda menentukan sebuah prioritas? Bagaimana hasilnya?"
4. Kepemimpinan:
"Coba ceritakan pengalaman ketika ada berada disuatu kelompok? anda
biasanya berperan sebagai apa? Apa yang anda lakukan ketika berada dalam
suatu kelompok?", "Coba ceritakan pengalaman anda ketika anda memimpin
suatu kelompok? bagaimana sikap anda terhadap kelompok anda? Bagaimana
sikap dan langkap apa yang anda ambil untuk mencapai kepentingan
kelompok? Bagaimana peran anda? Bagaimana hasilnya?"
Pada tahap ini akan didapatkan keputusan berupa : keputusan Dapat Direkomendasikan/Dapat Dipertimbangkan/Tidak Direkomendasikan.
Wawancara User
Kandidat
yang mendapatkan keputusan Dapat Direkomendasikan/Dapat Dipertimbangkan
pada tahap sebelumnya akan diproses pada tahap ini.
Tahap
ini sama dengan Wawancara HR, hanya saja perbedaannya terletak pada
penggalian informasi dengan teknik STAR yang lebih menitik beratkan pada
aspek pengalaman teknis pada bidang keahlian kandidat pada pekerjaan
yang dilamarnya (Hard Competencies). Pewawancara dalam tahap ini adalah
User/Pejabat pada departemen yang membutuhkan keryawan baru.
Offering
Pada
tahap ini menyisakan kandidat kuat yang sesuai dengan kualifikasi yang
lolos seleksi dari Wawancara HR & User untuk diproses lebih lanjut.
Tahap
offering adalah tahapan dimana kandidat yang telah lolos seleksi
tersebut ditawari dengan paket remunerasi yang akan didapatkannya bila
diterima sebagai karyawan.
Medical Check Up
Beberapa
organisasi menggunakan tahap ini dan menganggap penting karena standar
spesifikasi keberterimaan karyawan yang digunakan mengharuskan sehat
fisik (“Fit to work”).
Untuk
pemeriksaan kesehatan kandidat, organisasi biasanya telah menjalin
hubungan kerjasama Rumah Sakit atau Institusi Kesehatan untuk
pelaksanaan Medical Check Up. Hasil medical check up dengan hanya
kandidat dinyatakan “Sehat untuk bekerja”/”Fit to Work” yang memenangkan
proses seleksi dan calon kuat diterima sebagai karyawan pada
organisasi.
Tanda Tangan Perjanjian Kerja
Kandidat
yang lolos hingga tahap ini adalah kandidat yang terpilih melalui
proses seleksi untuk diterima sebagai karyawan pada organisasi.
Perjanjian
Kerja ini adalah perjanjian antara kandidat dengan organisasi termasuk
jenis ikatan kerja, jumlah take home pay, hak dan kewajiban, hari
pertama masuk kerja dan lain-lainnya.
Induksi dan Masa Probation
Pada
hari pertama masuk kerja bagi karyawan, maka akan diberikan pengarahan
induksi dasar tentang Profil Organisasi, Peraturan Organisasi,
Kompensasi dan Benefit serta pengisian persyaratan administrasi
kepegawaian seperti pembukaan rekening bank dan pendataan untuk
pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan serta Asuransi
Kesehatan/Kecelakaan.
Masa
probation atau masa percobaan selama 6 bulan wajib dijalani oleh
karyawan dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT).
Sedangkan karyawan dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
tidak dikenakan masa orientasi/percobaan/probation tetapi akan dilakukan
evaluasi pada akhir masa PKWT-nya.
Selama
periode 2 minggu pertama, karyawan wajib membuat laporan masa orientasi
yang ditandatangani oleh atasan langsung sebagai pemantauan dan
evaluasi jalannya orientasi pada karyawan tersebut.
Panel Probation
Pada
masa akhir Probation/Orientasi/Percobaan, karyawan akan diminta untuk
membuat dan mempresentasikan segala sesuatu yang telah didapat dan
diketahui selama masa orientasi/probation tersebut sesuai dengan
petunjuk standar pembuatan presentasi probation.
Setelah
karyawan menyerahkan materi presentasi kepada Staff HR, maka akan
dijadwalkan untuk pelaksanaan presentasi dengan panelis Atasan langsung
dan tidak langsung, Pejabat HR dan Pejabat depatemen lain yang terkait
dengan ruang lingkup pekerjaan karyawan tersebut.
Penilaian
panelis diberikan dengan mengisi form terstruktur standar penilaian
presentasi probation. Hasil penilaian akan didapatkan keputusan “Dapat
Direkomendasikan”/”Dapat Dipertimbangkan”/”Tidak Direkomendasikan” untuk
diproses/diterima sebagai karyawan tetap.
Keputusan
bila “Tidak Direkomendasikan” adalah karyawan tersebut gugur dan tidak
lolos dalam masa probation dan tidak dapat melanjutkan bekerja.
Sebaliknya
apabila mendapatkan keputusan “Dapat Direkomendasikan” dan atau “Dapat
Dipertimbangkan” dengan catatan-catatan, maka akan diproses untuk
diangkat/dikukuhkan sebagai Karyawan Tetap melalui sebuah penerbitan
Surat Keputusan Pengangkatan Karyawan Tetap.
Surat Keputusan Pengangkatan Karyawan Tetap
Surat
Keputusan Pengangkatan Karyawan Tetap dikeluarkan dan diberikan kepada
karyawan yang telah lulus masa probation. Masa kerja dihitung mulai dari
penandatangan perjanjian kerja. Selanjutnya segala hak dan kewajiban
sebagai karyawan tetap melekat pada karyawan tersebut.
[satu baris kosong]
2.3 Keterangan Tabeldan Gambar.

Gambar 1. Tahapan rekrutmen
1, Tabel 2(a).Buat tabel kebutuhan karyawan masing-masing dapartement.
Departement
|
Jumlah Yang dibutuhkan
|
Production
|
20
|
Finance
|
1
|
R&D
|
3
|
Tabel1 Kebutuhan karyawan masing-masing departement
3.METODOLOGI[11pts/Bold]
3.1. Obyek Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel (jika ada)
3.3. Metode Analisis
4. PEMBAHASAN [11pts/Bold]
Pembahasan
terhadap hasil penelitian dan pengujian, disajikan dalam bentuk uraian
teoritik, dapat secara kualitatif maupun kuantitatif.Hasil pengujian
sebaiknya ditampilkan dalam berupa grafik atau pun tabel. Untuk grafik
dapat mengikuti format untuk diagram dan gambar.
[satu baris kosong]
4.1 CaraPengajuandanPengutipan[11pts/Bold]
Rujukandalampembahasanditandainomorpustakayangdirujukdalamkurungsiku,contoh:[1],[2,5–7].
[satu baris kosong]
4.KESIMPULAN [11pts/Bold]
Berisiuraianhasil-hasilpenelitiansecarajelasserta
saran pengembanganuntukpenelitianselanjutnya.Kesimpulan dapat berupa
paragraphatau pun point-point dengan menggunakan numbering atau bullet.
[dua baris kosong]
DAFTAR PUSTAKA [11pts/Bold]
[satu baris kosong]
[1] Ludeman,L.C..1987.FundamentalofDigitalSignalProcessing.Singapore:JohnWiley&Sons,Inc.
[2] OchoaH,danRaoK R. 2003.AHybridDWT-SVDImage-CodingSystem(HDWTSVD)for ColorImages.Systemics.CyberneticsandInformatics.1:264-69
[3] Rahardjo, B. 2008. PolaAksesInternet Yang Bursty. [Online] Tersedia di http://rahard.wordpress.com/2011/04/04/pola-akses-internet-yang-bursty/[diakses pada3 Maret2011].
Penyusunanrujukandalamdaftarpustakaberurutberdasarkanurutansitasi yang digunakan (sekuensial)dandiberinomorangkaarabidalamkurungsiku.Penulisanunsur-unsurketeranganpustakamengikutikaidahdenganurutan:(1)namapengarangditulisdenganurutannamaakhir,namaawaldannamatengah,tanpagelarakademik.(2)tahunpenerbitan.(3) Judul.(4)tempatpenerbitan.(5)namapenerbit.Untukpemisahantar-unsurketeranganpustakadigunakantandatitik“.”. Contohrujukan [1]adalahuntukbuku,sedangkancontohrujukan [2]adalahuntukjurnaldanrujukan [3] untukwebsite.(6) Rujukandisarankanlebihdari 10 referensidanminimal (more is better) harusterdiridariduajurnal .(7) Dianjurkanuntukmengambil minimal 1 rujukandariJurnal JETT.
LAMPIRAN
Jikadiperlukan,tulisandapatdilengkapidenganlampiran.
Komentar
Posting Komentar